ANAK - ANAKKU, YANG IBU
CINTAI, IBU SAYANGI, IBU BANGGA - BANGGAKAN, DAN IBU HARAP - HARAPKAN"
itu adalah sepotong kalimat yang selalu engkau ucapkan kepada kami dan akan selalu kami ingat
dan kami selalu ingin berusaha mewujudkannya, selalu terngiang di telinga kami semua wejanganmu ibunda,
itu adalah sepotong kalimat yang selalu engkau ucapkan kepada kami dan akan selalu kami ingat
dan kami selalu ingin berusaha mewujudkannya, selalu terngiang di telinga kami semua wejanganmu ibunda,
Bunda..
apakah hari ini engkau meninggalkan kami? Apakah berita ini mimpi?
Apakah kami tidak dapat lagi mencium tanganmu dengan seribu restu? Apakah kami
tidak dapat mendengarkan wejangan dan nasehatmu lagi? Apakah hari ini, semua
itu telah berlalu dan mnejadikannya kenangan?.
Bunda.. luapan airmata ini,
tidak dapat aku bendung lagi. Berita ini terlalu buruk untuk pagi-pagiku.
Kepergianmu untuk selamanya membuat kami terpaku dan tak dapat berkata-kata.
Aku hanya mampu menulis, karena air mata ini tidak mampu membuatku berbicara.
Bunda.. setiap kedatanganku
di pondok, kurindui belaianmu, nasehat dan kelakar tawamu yang membuatku
kembali bersemangat. Bunda.. apalagi yang bisa kukatakan?
Bundaku.. ketika engkau
berkata bahwa di tangan alumni-lah Al-Mawaddah kutitipkan. Perasaan ini
bercampur aduk. Kami ingin selamanya ada dirimu di sana, di pondok kami,
mendapatimu duduk dan menunggu kami datang menghambur dipelukanmu.
Bundaku.. engkau selalu
memamnggil anak-anak kami dengan sebutan cucu. Memanggil suami-suami kami
dengan sebutan menantu.. Bunda.. pagi ini, terlalu dini, untuk mengatakn bahkan
aku merinduimu setiap saat.
Bunda.. beristirahatlah
dengan tenang. Kami, anak-anakmu tidak akan lupa mendo'akanmu. Amal Jariyahmu akan
selalu mengalir dari tangan-tangan yang mempelajarinya.
Ya Allah.. terimalah dia di sisi-Mu. Berikanlah tempat yang layak sebagaimana beliau mengayomi dan mendidik kami dengan segala kesungguhan dan kasih sayangnya.
Ya Allah.. Engkau-lah Maha Tahu, setiap do'a yang terpanjat.. Aamiin.
Ya Allah.. terimalah dia di sisi-Mu. Berikanlah tempat yang layak sebagaimana beliau mengayomi dan mendidik kami dengan segala kesungguhan dan kasih sayangnya.
Ya Allah.. Engkau-lah Maha Tahu, setiap do'a yang terpanjat.. Aamiin.
Bundaku, Ibunda pengasuh
Hj. Aminah Sahal.. Selamat jalan.
Peluk cintaku bagimu, Bunda..
Merindumu.
Peluk cintaku bagimu, Bunda..
Merindumu.
Surat diatas adalah surat yang banyak beredar di berbagai
macam jejaring sosial hari ini, surat yang ditulis dengan sepenuh hati oleh
salah satu alumni pesantren AL- MAWADDAH yang juga sangat – sangat mewakili
perasaan kami sebagai alumni, ya allah hari ini terasa berat sekali, hari
dimana kesedihan.kaget, emosi bercampur aduk dalam hati kami, seketika
satu-persatu kenangan bersama beliau hadir di memori memori kami, masih kami
ingat dengan jelas setiap wejangannya dan saat- saat kami bersama beliau.
6 tahun dibesarin sama beliau, melewati masa-masa remaja
yang labil hingga beranjak dewasa, selalu ingat wejangan beliau untuk menjadi
wanita yang “anggun secara moral dan intelektual dan tangguh di era global”
tanpa harus melupakan kodrat kami sebagai wanita, terimakasih bunda telah
menjadi contoh yang baik bagi kami bagaimana harus menempatkan diri sebagai
wanita.
Teringat dulu pas kelas 6 sanah nihaiyah pernah
ditungguin ibunda subuh- subuh di depan masjid gara – gara kita bangun
kesiangan, beliau sampai nangis waktu itu saking takutnya kita anak –anaknya
jika meninggalkan sholat, maafkan kami ibu yang pernah membuat dirimu menangis.
Dulu juga pernah dibuatin kering tempe sama beliau ama
dibeliin keripik tempe dll pas mau berangkat kemah ke Palembang, Mashaallah
seorang pengasuh Pondok menyiapkan
sendiri bekal untuk anak –anaknya yang mau berangkat kemah bahkan sampai
dijengukin juga ke Palembang waktu itu. Dulu almarhum Ibunda juga pernah
terharu dan kasih kita applause pas kita sukses bikin PG yang mana suber
dayanya minim banget padahal dulu pas DA sempat gagal, ada banyak banget
kenangan yang gak mungkin diceritain disini satu- satu, terimakasih bunda atas
semuanya.
Ibunda memang tidak pernah melahirkan kita tapi kita
yakin ibunda selalu menyayangi kita seperti anak kandungnya sendiri, sedih
rasanya nanti pas reuni kita udah gak bisa ketemu ibunda lagi, tapi bunda akan
selalu ada di hati kita kok bunda.
Ibu maafkan aku yang belum bisa membanggakan dirimu
sampai akhir saat ini, namun jika aku sukses suatu saat kelak ibunda akan
menjadi salah satu orang yang paling berpengaruh dalam hidupku, selamat jalan
IBUNDA, semoga selalu berada disisi hamba-hamba kesayangan ALLAH dan
dilapangkan kuburannya
bersyukur kepada allah bibir ini mengucap hamdallah
BalasHapuscintanya kasihnya semuanya dia beri dengan tulus
walaupun terkadang umi alfa
walaupun terkadang suka marah marah
tapi umi tetap yang terbaik baik bagi nanda .... selamanyaaaaaa
aah lupa knapa td gk dimasukin lirik itu yaaa....
HapusMenangis kesekian kalinya ketika mengingat kenangan2 dg beliau..
BalasHapusiya ustadzah,, semoga semuanya menjadi amal ibadah beliau
HapusMenangis kesekian kalinya ketika mengingat kenangan2 dg beliau..
BalasHapusYa rabb.,, ya rabb...
BalasHapusMasyaAllah. ..
Subhanallah
Ya rabb.,, ya rabb...
BalasHapusMasyaAllah. ..
Subhanallah