Kamis, 14 April 2016

Surat untuk Ibunda Siti Aminah Sahal, sepotong memori untuk pahlawanku




ANAK - ANAKKU, YANG IBU CINTAI, IBU SAYANGI, IBU BANGGA - BANGGAKAN, DAN IBU HARAP - HARAPKAN"

itu adalah sepotong kalimat yang selalu engkau ucapkan kepada kami dan akan selalu kami ingat 

dan kami selalu ingin berusaha mewujudkannya, selalu terngiang di telinga kami semua wejanganmu ibunda,
Bunda.. apakah hari ini engkau meninggalkan kami? Apakah berita ini mimpi? Apakah kami tidak dapat lagi mencium tanganmu dengan seribu restu? Apakah kami tidak dapat mendengarkan wejangan dan nasehatmu lagi? Apakah hari ini, semua itu telah berlalu dan mnejadikannya kenangan?.
Bunda.. luapan airmata ini, tidak dapat aku bendung lagi. Berita ini terlalu buruk untuk pagi-pagiku. Kepergianmu untuk selamanya membuat kami terpaku dan tak dapat berkata-kata. Aku hanya mampu menulis, karena air mata ini tidak mampu membuatku berbicara.
Bunda.. setiap kedatanganku di pondok, kurindui belaianmu, nasehat dan kelakar tawamu yang membuatku kembali bersemangat. Bunda.. apalagi yang bisa kukatakan?
Bundaku.. ketika engkau berkata bahwa di tangan alumni-lah Al-Mawaddah kutitipkan. Perasaan ini bercampur aduk. Kami ingin selamanya ada dirimu di sana, di pondok kami, mendapatimu duduk dan menunggu kami datang menghambur dipelukanmu.
Bundaku.. engkau selalu memamnggil anak-anak kami dengan sebutan cucu. Memanggil suami-suami kami dengan sebutan menantu.. Bunda.. pagi ini, terlalu dini, untuk mengatakn bahkan aku merinduimu setiap saat.
Bunda.. beristirahatlah dengan tenang. Kami, anak-anakmu tidak akan lupa mendo'akanmu. Amal Jariyahmu akan selalu mengalir dari tangan-tangan yang mempelajarinya. 
Ya Allah.. terimalah dia di sisi-Mu. Berikanlah tempat yang layak sebagaimana beliau mengayomi dan mendidik kami dengan segala kesungguhan dan kasih sayangnya.
Ya Allah.. Engkau-lah Maha Tahu, setiap do'a yang terpanjat.. Aamiin.
Bundaku, Ibunda pengasuh Hj. Aminah Sahal.. Selamat jalan.
Peluk cintaku bagimu, Bunda..
Merindumu.
Surat diatas adalah surat yang banyak beredar di berbagai macam jejaring sosial hari ini, surat yang ditulis dengan sepenuh hati oleh salah satu alumni pesantren AL- MAWADDAH yang juga sangat – sangat mewakili perasaan kami sebagai alumni, ya allah hari ini terasa berat sekali, hari dimana kesedihan.kaget, emosi bercampur aduk dalam hati kami, seketika satu-persatu kenangan bersama beliau hadir di memori memori kami, masih kami ingat dengan jelas setiap wejangannya dan saat- saat kami bersama beliau.
6 tahun dibesarin sama beliau, melewati masa-masa remaja yang labil hingga beranjak dewasa, selalu ingat wejangan beliau untuk menjadi wanita yang “anggun secara moral dan intelektual dan tangguh di era global” tanpa harus melupakan kodrat kami sebagai wanita, terimakasih bunda telah menjadi contoh yang baik bagi kami bagaimana harus menempatkan diri sebagai wanita.
Teringat dulu pas kelas 6 sanah nihaiyah pernah ditungguin ibunda subuh- subuh di depan masjid gara – gara kita bangun kesiangan, beliau sampai nangis waktu itu saking takutnya kita anak –anaknya jika meninggalkan sholat, maafkan kami ibu yang pernah membuat dirimu menangis.
Dulu juga pernah dibuatin kering tempe sama beliau ama dibeliin keripik tempe dll pas mau berangkat kemah ke Palembang, Mashaallah seorang pengasuh Pondok  menyiapkan sendiri bekal untuk anak –anaknya yang mau berangkat kemah bahkan sampai dijengukin juga ke Palembang waktu itu. Dulu almarhum Ibunda juga pernah terharu dan kasih kita applause pas kita sukses bikin PG yang mana suber dayanya minim banget padahal dulu pas DA sempat gagal, ada banyak banget kenangan yang gak mungkin diceritain disini satu- satu, terimakasih bunda atas semuanya.
Ibunda memang tidak pernah melahirkan kita tapi kita yakin ibunda selalu menyayangi kita seperti anak kandungnya sendiri, sedih rasanya nanti pas reuni kita udah gak bisa ketemu ibunda lagi, tapi bunda akan selalu ada di hati kita kok bunda.
Ibu maafkan aku yang belum bisa membanggakan dirimu sampai akhir saat ini, namun jika aku sukses suatu saat kelak ibunda akan menjadi salah satu orang yang paling berpengaruh dalam hidupku, selamat jalan IBUNDA, semoga selalu berada disisi hamba-hamba kesayangan ALLAH dan dilapangkan kuburannya





7 komentar:

  1. bersyukur kepada allah bibir ini mengucap hamdallah
    cintanya kasihnya semuanya dia beri dengan tulus

    walaupun terkadang umi alfa
    walaupun terkadang suka marah marah
    tapi umi tetap yang terbaik baik bagi nanda .... selamanyaaaaaa

    BalasHapus
  2. Menangis kesekian kalinya ketika mengingat kenangan2 dg beliau..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ustadzah,, semoga semuanya menjadi amal ibadah beliau

      Hapus
  3. Menangis kesekian kalinya ketika mengingat kenangan2 dg beliau..

    BalasHapus
  4. Ya rabb.,, ya rabb...
    MasyaAllah. ..
    Subhanallah

    BalasHapus
  5. Ya rabb.,, ya rabb...
    MasyaAllah. ..
    Subhanallah

    BalasHapus