Kuliah di
Luar negeri memang menyenangkan, namun tetap saja ada beberapa hal yang kita
harus beradaptasi dan harus bisa survive dengan cepat,masalah keuangan adalah
salah satu masalah yang akan kalian hadapi jika sekolah diluar negeri, terlebih
jika kalian bukan dari keluarga yang kaya banget, hal ini membuat kita harus
pandai- pandai mengatur uang, alias berhemat haha, karena mata uang kita yang
masih lemah semua terasa jadi mahal, jadi disinilah kami harus pintar-pintar
menyiasiati uang bulanan kami.
Mata Uang
China adalah Yuan atau Rmb disini disebut kuai juga, kalau menurut kurs 1 Yuan
= Rp 2.067,- alias dua kali lipat dari mata uang kita, jika sekali makan di
dalam kampus saja bisa sekitar 8-10 kuai alias sekitar 20 ribu rupiah dalam
sehari saya bisa menghabiskan Rp 60.000,- dan sebulan bisa menghabiskan sekitar
Rp 1.800.000,- jumlah yang sangat banyak
bagi kami dengan kiriman uang bulanan yang pas-pasan, padahal itu hanya untuk
makan pokok saja dan pastinya saya harus dapat membeli barang kebutuhan
lainnya.
Akhirnya
saya, teman-teman sekamar dan irwan
teman satu kloter saya dan mba wen semua berjumlah 6 orang,yang menamakan diri
kami Soleh Family bertekad untuk memasak demi keberlangsungan hidup kami,
mahasiswa kere yang tinggal di luar negeri wkwkw, dan ternyata dengan memasak
kami bisa jauh lebih hemat, kami biasanya di akhir minggu patungan 20 kuai atau sekitar 40 ribu rupiah dan
beramai-ramai pergi ke swalayan terdekat untuk berbelanja kebutuhan memasak
untuk satu minggu berikutnya.
San Lun Che kendaraan mirip bajaj |
Nama
swalayannya adalah Wan Jia, swalayan yang sangat berjasa dalam hidup kami
selama di China, karena swalayan ini menjual sayur mayur dll dengan harga murah
dibandingkan swalayan-swalayan lainnya dan sangat lengkap, semua dapat anda
dapatkan disana haha, tidak terlalu jauh dari kampus, biasanya kami pergi
dengan menumpang bis sekitar 3000 rupiah, naik taksi sekitar Rp 10.000,- untuk
4 orang,kami juga dapat menyewa tiantong alias sepeda listrik dengan biaya sewa
sekitar 6 Ribu Rupiah perjam untuk dua orang, atau san lun che(mobil roda 3)
sejenis bajaj sekitar rp 10.000,- untuk 2-4 orang bahkan beberapa kali kami
pernah berjalan kaki ke Wan Jia haha.
Karena di
China kantong plastik tidak diberikan secar Cuma-Cuma seperti di Indonesia,
jadilah kami juga selalu membawa tas ransel dan plastik bekas untuk menghemat
pengeluaran, bayangkan saja untuk satu plastic ukuran agak besar dihargai
sekitar Rp 1.000,- dan kami membutuhkan setidaknya 4 plastik besar, dengan
membawa rtas dan plastic sendiri hal tersebut dapat membuat kami berhemat sedikit-demi sedikit dan tentunya ramah lingkungan.
Selain
berbelanja sayur,beras dll biasanya sesekali kami berbelanja ayam atau cumi
untuk special dish ala-ala haha,
sebagian dari kami juga berbelanja camilan-camilan murah atau buah-buahan untuk
stock kalau-kalau jadi lapar diluar jam makan haha, harga sayur sebenarnya jauh
lebih murah di Indonesia seikat kangkung aja disini bisa dihargai sekitar Rp
10.000 rupiah atau kol sekitar Rp 8.000,- per setengah kilo tapi semua itu
tetap jauh lebih murah dibandingkan beli makanan jadi diluar, tapi yang bikin
sedih bagi kami yaitu harga minyak goreng yang sangat mahal, untuk satu botol
besar minyak goreng 2,5 liter dijual seharga 30 kuai atau sekitar Rp 66.000,-
harga termahal untuk minyak goreng yang pernah saya beli sampai saat ini,
padahal kami selalu menggunakan minyak goreng dengan harga termurah yang dapat
kami temukan di rak haha.
persedian makanan untuk seminggu |
struk belanja, biasanya dapat hadiah gelang kayak gitu setiap habis belanja |
Selain itu
ada lagi kegiatan favorit saya saat berbelanja ke wan jia, di wanjia di jual
banyak sekali bermacam-macam kacang-kacangan dari kacang mete, kacang tanah
yang dioseng pedes, dan lainnya yang saya gak tau namanya haha, favorit saya
adalah kacang tanah dan kacang mete, nah berhubung kacang mete di jual lumayan
mahal dan kacang tanah selalu habis dalam beberapa jam setelah saya membelinya.
Makanya saya dan teman saya ferdiana selalu menyempatkan diri untuk icip - icip
sample yang tersedia, kami sering mondar – mandir untuk mengambil sample dan
langsung buru – buru pergi kalau udah di pelototin sama ayi-ayi (panggilan
untuk ibu-ibu penjaga) atau kadang-kadang diomelin tapi kan ngomelnya pakai
bahasa China jadi kami gak paham haha, kalau ayi-ayi nya pergi yah
kadang-kadang kami balik lagi untuk makan kacangnya haha.
Kami
memasak bergiliran walaupun lebih sering Irwan yang masak, walaupun dia
laki-laki tapi harus diakui masakan dai jauh lebih enak dari kami para perempuan
disini loh , percaya atau tidak, kemampuan memasak kami disini jadi naik drastis,
karena keadaan yang memaksa sih, saya ingat sekali awal-awal memasak bahkan
untuk menggoreng terong krispy aja kami gosong dan asap dimana-mana haha, tapi
sekarang Alhamdulillah bisalah sedikit- dikit memasak sop ataupun oseng-oseng
wkwk.
Jika memasak
kami hanya perlu mengeluarkan uang 50-100 ribu untuk makan perminggu, itupun udah dengan makan diluar kalau lagi gak
sempat masak, jauh lebih hemat daripada selalu makan diluar dan Inshallah Halal
nya terjamin dan lebih sehat tentunya, dan kami memiliki kebiasaan makan
bersama setelah masak, dan moment inilah yang menjadi benar-benar quality time kami, dimana kami saling
bercerita, bercanda hingga saling curhat yang membuat kami sangat dekat dan
bisa mengandalkan satu sama lain.
Pernah suatu
ketika kami kehabisan bahan makanan, namun lagi benar-benar dalam upaya
penghematan dan bahan yang tersisa hanya tepung dan bumbu dapur dan taraa tepung
tersebut sukses kami buat jadi oseng-oseng tepung, awalnya tepungnya kami goreng
jadi kayak ote-ote atau bakwan yang kemudian kami potong kecil-kecil dan kami
oseng dengan sambel,entah karena lapar atau beneran enak, malam itu kami makan
dengan lahap dan penuh rasa syukur, malam itu masing – masing dari kami
berjanji untuk mengingat kisah tepung kami dan kembali menceritakannya kepada
orang lain jika kami menjadi orang sukses nanti aamiin, ternyata tinggal jauh
dari orang tua benar-benar mengajarkan kami cara menghargai makanan.
quality time saat berbelanja |
Hahaha..Hahaha
BalasHapus