Senin, 06 Juni 2016

Ramadhan Kami Juga Spesial

“Puasa boleh lebih lama, Cuaca boleh lebih panas dari Indonesia, TAPI SEMANGAT TETAP HARUS MEMBARA!!!” (PPIT TIONGKOK)
 

Selamat datang Ramadhan, bulan puasa, bulan yang penuh berkah, ada yang berbeda antara ramadhan tahun ini dan tahun sebelumnya, yang mana biasa nya saya rayakan dengan penuh suka cita apalagi saya terbiasa menjalani Ramadhan di lingkungan pesantren yang sangat terasa atmosphere ramadhan disekilingnya.

Tapi ini adalah salah satu ramadhan yang paling special dalam hidup saya, bukan yang pertama kalinya saya menjalankan puasa jauh dari keluarga, terhitung ini adalah tahun ke 9 saya menjalankan puasa sebagai anak rantau, tapi ramadhan tahun ini bagi saya akan menjadi sangat special karena saya menjalankannya tidak hanya jauh dari ortu tapi juga jauh dari negeri tercinta, pertama kali saya harus menjalankan puasa di Negara orang sebagai kaum minoritas, dulu saya selalu bertanya-tanya bagaimana rasanya menjalani puasa lebih dari 15 jam dan menjadi minoritas.

Ramadhan dimulai dengan kebingungan yang dirasakan oleh kami, karena di Beijing dan sekitarnya di jadwal Ramadhan dimulai pada 2016-06-06 namun di masjid di Xinzheng kota dimana kami tinggal Ramadhan baru dimulai pada 2016-06-07, setelah melakukan diskusi dengan berbagai macam pertimbangan, maka kami putuskan untuk memulai puasa keesokan harinya yakni 2016-06-06 dan kebetulan juga di Indonesia ternyata awal bulan puasa dilaksanakan secara serempak, Alhamdulillah.

 Karena waktu tanggung untuk pergi ke masjid di sudut kota, maka kami memutuskan untuk sholat taraweh berjamaah dengan seluruh mahasiswa Indonesia yang muslim di Sias International University, jam 09.20 kami mulai taraweh di kamar saya, karena saya memiliki kamar sendiri jadi lebih nyaman digunakan untuk shalat bersama, jadilah kami ber 9 shalat taraweh, tanpa adzan, tanpa pengeras suara, seperti yang biasa dilakukan di tanah air, tapi walaupun hanya ber 9 orang dan merupakan jamaah taraweh tersedikit yang pernah saya lakukan, sama sekali tidak mengurangi rasa syukur kami, ditambah dengan imam kami kk Itmam yang dapat membaca surat-surat Alquran dengan merdu membuat kami semakin merasa nyaman.

Setelah sholat taraweh kami semua terdiam, entah apa yang dipikiran teman – teman saya, saya kemudian tersadar bahwa jumlah kami benar – benar sedikit bahkan jika ditambah dengan 3 orang teman muslim dari Indonesia yang saat itu tidak mengikuti shalat taraweh jumlah kami masih sangat sedikit, hanya merekalah keluarga saya disini, yang akan menguatkan satu sama lain dalam menjalankan ibadah puasa disini, kemudian kami pun saling bersalaman dan kemudian melanjutkan aktivitas masing – masing.

Jika Ramadhan di Indonesia benar-benar ramai dirayakan melalui televisi dan spanduk-spanduk maka Ramadhan disini dirayakan kebalikannya, jangankan melihat spanduk-spanduk bertebaran di jalanan atau membayangkan orang – orang akan ramai membangunkan sahur, Ramadhan disini benar-benar kebalikannya, karena China adalah Negara komunis yang agama tidak diakui oleh Negara, maka kami harus terbiasa menjalankan Ramadhan dengan tanpa segala embel-embel kemeriahan di tanah air.

saya tinggal di kota Zhengzhou

Jika berpuasa di Indonesia hanya sekitar 12-13 jam sehari, maka kami bisa berpuasa lebih dari 15 jam sehari karena puasa kali ini bertepatan dengan musim panas awal, dan dimusim panas waktu siang lebih panjang dari waktu malam, kami mulai puasa pada pukul 03:48 dan baru berbuka pada pukul 19:43, Alhamdulillah awal puasa masih berada di awal musim panas sehingga suhu puasa tidaklah terlalu extreme tetap saja masih lebih panas dibandingkan Indonesia, ditambah kami tetap harus menjalakan aktivitas seperti biasanya karena kami tidak memiliki libur awal Ramadhan seperti di Indonesia.


Tapi dimanapun dan bagaimanapun cara menjalankan Ramadhan semoga tidak sedikitpun mengurangi rasa keberkahan Aamiin.
              Selamat Menjalankan Ibadah Puasa teman-teman!!!

1 komentar:

  1. Pengalamannya yg penting, dan tidak terlupakan seumur hidup...semangaaat

    BalasHapus